Kamis, 14 Juni 2012
Butuhkah Manusia Pada Matematika???
Oleh
: FITRIADI, S.Pd.I
Dosen Jurusan Matematika FATAR Unmuha
Aceh/Guru Matematika SMKN Taman Fajar
Kalau kita perhatikan, dalam kehidupan sehari-hari, maka
setiap manusia tidak pernah terlepas
dengan matematika, bisa dalam bentuk sederhana dan bersifat rutin atau bisa
dalam bentuk yang sangat kompleks. Sadar atau tidak, pengetahuan tentang
matematika telah sering dipergunakan oleh masyarakat dalam menyelesaikan
permasalahan sehari-sehari. Pada zaman dahulu
kala, ketika manusia masih menjalani kehidupan dengan sifat primitifnya tetapi
mereka juga sudah menggunakan matematika sebagai alat dalam kehidupan mereka.
Kehidupan primitive dulu seperti food gathering dan menggembala ternak, manusia
menggunakan matematika sederhana untuk menandai lengkap tidaknya ternak yang
mereka gembalakan, yaitu membuat relasi antara batu-batu dengan ternak mereka.
Ketika kehidupan manusia menuju kemajuan, coba perhatikan
bagaimana para pedagang di pasar tradisional yang begitu mahir dan cepat
menghitung jumlah pembelian dan sekaligus mengembalikan sisa uang pembeliannya.
Sering pula kita dengar berita bagaimana para ahli matematika mengembangkan
penemuan-penemuan baru pembelajaran matematika dengan tujuan untuk peningkatan
pembelajaran matematika itu sendiri. Disaat Perkembangan pengetahuan dan
teknologi semakin maju yang sepertinya dapat menopang perkembangan budaya dan
kehidupan manusia di berbagai belahan bumi sejak masa lalu, kini, dan masa yang
akan datang dipengaruhi oleh bidang kemajuan dalam bidang matematika. Oleh karena
itu, wajar apabila pada tingkat materi-materi pelajaran di sekolah pun
konsep-konsep matematika melekat pada berbagai pelajaran, seperti pelajaran fisika,
kimia, biologi, ekonomi, sosial, bahkan pelajaran agama sehingga penguasaan
konsep-konsep matematika merupakan prasyarat untuk dapat memahami dan
mengembangkan cabang ilmu-ilmu yang lain.
Kebutuhan akan pemahaman dan penerapan konsep-konsep
matematika dalam pelbagai lapangan kehidupan ini belum disadari dengan baik,
karena kenyataan menunjukkan bahwa minat siswa-siswa kita dalam pelajaran
matematika relatif rendah sehingga sangat jarang ditemukan siswa kita yang
memahami konsep dan penerapan matematika dengan baik. Kenyataan ini tentu
mengkhawatirkan di tengah ketertinggalan kita dalam bidang iptek dibandingkan
dengan negara-negara lain.
Memperhatikan tujuan pembelajaran matematika sekolah
sekarang ini yang tertuang dalam kurikulum KTSP adalah:
- Mempersiapkan siswa agar mampu mengahadapi perubahan kehidupan, mempertahankan budaya bangsa Indonesia di era perdagangan bebas.
- Menanamkan sifat dasar berpikir logis, sistematis, rasional, kritis, cermat, jujur, kreatif, efisien dan efektif.
- Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan melalui penjelasan lisan, catatan, grafik, peta dan diagram
Gejala demikian seharusnya lebih mendorong kita untuk lebih
berani melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran matematika yang
berlansung hingga saat ini. Misalnya, melakukan pengembangan kurikulum yang
dapat merespons tuntutan zaman, yakni yang mendukung arah orientasi
pembelajaran matematika pada penerapan matematika dalam kehidupan nyata
sehingga penguasaan konsep matematika oleh para siswa kita dimaksudkan selain
sebagai bekal dalam melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi, juga
dapat digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Tetapi yang lebih penting
adalah peningkatan kapasitas para guru matematika di sekolah-sekolah agar mutu
pembelajaran dapat ditingkatkan.
Berdasarkan penjelasan
tujuan pengajaran di atas dapat dimengerti bahwa matematika itu bukan saja
dituntut sekedar menghitung, tetapi siswa juga dituntut agar lebih mampu
menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini. Masalah itu baik mengenai
matematika itu sendiri maupun masalah dalam ilmu lain, serta dituntut suatu
disiplin ilmu yang sangat tinggi, sehingga apabila telah memahami konsep
matematika secara mendasar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran matematika di sekolah lebih menekankan kepada tujuan yang bersifat
material, antara lain karena tuntutan lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh
sistem pendidikan
Pembelajaran matematika yang diharapkan sekarang adalah
sebuah pembelajaran yang kontektual yaitu menghubungkan konsep-konsep
matematika dengan kehidupan nyata sehingga akan membuat proses pembelajaran
matematika menjadi lebih menarik, lebih nyata, dan berguna. Dengan demikian
diharapkan dapat semakin menambah minat dan meningkatkan rasa keingintahuan
siswa terhadap pelajaran matematika. Penumbuhan minat siswa terhadap pelajaran
matematika sangat penting untuk mendapat prioritas karena rendahnya prestasi
siswa kita pada pelajaran ini secara umum berawal dari minatnya yang sangat
rendah yang mengantarkan pada gairah belajar yang rendah pula.
Membumihanguskan dalam-dalam perasaan negative pada
matematika itu merupakan salah satu
upaya yang perlu gencar dilakukan, diganti dengan perasaan yang lebih tepat
yakni “matematika dalam pelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan dipelajari
dan berguna dalam kehidupan”. Akan tetapi, apabila dalam praktiknya siswa kita
menemukan kesulitan-kesulitan dalam memahami sebagian konsep-konsep matematika
yang memang relatif kompleks, solusinya adalah kita jadikan keadaan ini sebagai
bagian dari proses pembinaan pada skala sikap dan kepribadian, yaitu dengan
menghubungkan konsep-konsep matematika dengan konsep iman dan takwa. Misalnya,
konsep latihan kesabaran dan tidak mudah putus asa sehingga selalu berusaha
sampai terpecahkan masalahnya dengan cara diskusi dan bertukar pikiran dengan
teman-temannya. Atau, kita olah menjadi bagian pembelajaran untuk menghayati
keagungan dan keluasan ilmu Sang Pencipta (al-Khalik) yang mengatur alam raya
yang sangat rumit ini dengan tertib dan sempurna berdasarkan prinsip-prinsip
matematika.
Sekarang ini peradaban manusia berubah dengan bagitu pesat,
namun bidang matematika terus relevan dan menunjang terhadap perubahan ini.
Matematika merupakan subjek yang sangat penting di dalam sistem pendidikan di
seluruh negara di dunia ini. Negara yang mengabaikan pendidikan matematika
sebagai prioritas utama akan tertinggal dari segala bidang, dibanding dengan
negara negara lainnya yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subjek
yang sangat penting. Seperti kita ketahui di negara kita, sejak sekolah dasar
sampai universitas, syarat penguasaan matematika jelas sangat dibutuhkan, sampai
saat ini kebutuhan manusia terhadap matematika tidak bisa diragukan lagi,
bidang sain, statistika, matematika ekonomi, serta matematika teknik merupakan kebutuhan
pokok bagi manusia dalam menjalani kehidupan ini
Begitulah matematika, telah banyak dipakai orang untuk
membantu hal lain di luar matematika . Tetapi, matematika pun dipelajari orang
untuk kepentingan matematika itu sendiri. Karena itulah, wajar kalau sebagian
khalayak menyebut matematika sebagai human activities. Maksudnya, tiada lain
adalah keadaan di mana manusia selalu melibatkan matematika dalam kegiatan
hidupnya. Sejalan dengan sifat kegiatan manusia yang tidak selalu statis,
pandangan mathematics as a human activity memuat makna matematika sebagai suatu
proses yang aktif, dinamik, dan generatif.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar